Dapat diperoleh secara wajar. Input verbal secara bertahap akan dikurangi sehingga terjadi belajar secara induktif melalui pengalaman yang sifatnya empirik dan yang mencakup pengamatan interpretasi, menyimpulan, aplikasi konsep peramalan dan komunikasinya.
Kegiatan seperti ini akan menyebabkan kedua belahan otak anak yang fungsi tugas dan cirinya berbeda, dapat tumbuh secara seimbang. Belahan otak kiri lebih berfungsi untuk berfikir linier logis, rasional, memorisasi dan persepsi kognitif konvergen, sedangkan belahan otak kanan berfungsi untuk menyimak situasi keseluruhan secara holistik, imaginatif, kreatif dan sistematik.
Program yang terlalu padat dan terstruktur menyatu apalagi kalau diberi dalam bentuk ceramah terus akan menjadikan kemungkinan besar siswa menjadi lebih pasif, terutama berfikir konvergen, tidak memiliki keberanian untuk mengambil resiko serta sering jenuh, bosan dan cepat puas.
Sebaliknya motivasi belajar akan banyak tertingkatkan dengan partisipasi aktif dalam mencapai kemandirian belajar serta pembentukan sikap “belajar bagaimana mempelajari sesuatu” akan menyatu dalam dirinya. Belajar bagaimana mempelajari sesuatu tanpa memperhatikan content yang memdai sesuai kebutuhan anak pada umur tersebut tidak akan berguna, namun belajar segumpalan content, tanpa memahami bagaimana mengelola perolehan tersebut, akan juga menghasilkan jalan buntu. Selain daripada itu pembelajaran suatu content akan disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak dan daerah setempat. Sehingga kurikulum tersebut selayaknya memiliki muatan lokal. Muatan lokal tersebut memiliki 2 keuntungan, yaitu selain memenuhi kebutuhan individu dan daerah, menjadikan sarana dan peralatan lainnya mudah dapat diperoleh dari sumber-sumber setempat, sehingga kegiatan belajar akan kaya media peralatan.
Kurikulum SDIT AN-NISAA Karawang merupakan kurikulum yang terpadu antara Kurikulum Inti Sekolah (Pendidikan Islam bobot 100%), Kurikulum DIKNAS (Pendidikan Nasional bobot 100%). Menempatkan Al Qur'an dan Sunnah sebagai dasar dan panduan 'yang paling tinggi ' dan sumber dari semua keahlian, pengetahuan dan kemampuan akademi yang kompeten dengan proses islamisasi, ilmu, pengetahuan, cara hidup dan budaya.
Kegiatan seperti ini akan menyebabkan kedua belahan otak anak yang fungsi tugas dan cirinya berbeda, dapat tumbuh secara seimbang. Belahan otak kiri lebih berfungsi untuk berfikir linier logis, rasional, memorisasi dan persepsi kognitif konvergen, sedangkan belahan otak kanan berfungsi untuk menyimak situasi keseluruhan secara holistik, imaginatif, kreatif dan sistematik.
Program yang terlalu padat dan terstruktur menyatu apalagi kalau diberi dalam bentuk ceramah terus akan menjadikan kemungkinan besar siswa menjadi lebih pasif, terutama berfikir konvergen, tidak memiliki keberanian untuk mengambil resiko serta sering jenuh, bosan dan cepat puas.
Sebaliknya motivasi belajar akan banyak tertingkatkan dengan partisipasi aktif dalam mencapai kemandirian belajar serta pembentukan sikap “belajar bagaimana mempelajari sesuatu” akan menyatu dalam dirinya. Belajar bagaimana mempelajari sesuatu tanpa memperhatikan content yang memdai sesuai kebutuhan anak pada umur tersebut tidak akan berguna, namun belajar segumpalan content, tanpa memahami bagaimana mengelola perolehan tersebut, akan juga menghasilkan jalan buntu. Selain daripada itu pembelajaran suatu content akan disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak dan daerah setempat. Sehingga kurikulum tersebut selayaknya memiliki muatan lokal. Muatan lokal tersebut memiliki 2 keuntungan, yaitu selain memenuhi kebutuhan individu dan daerah, menjadikan sarana dan peralatan lainnya mudah dapat diperoleh dari sumber-sumber setempat, sehingga kegiatan belajar akan kaya media peralatan.
Kurikulum SDIT AN-NISAA Karawang merupakan kurikulum yang terpadu antara Kurikulum Inti Sekolah (Pendidikan Islam bobot 100%), Kurikulum DIKNAS (Pendidikan Nasional bobot 100%). Menempatkan Al Qur'an dan Sunnah sebagai dasar dan panduan 'yang paling tinggi ' dan sumber dari semua keahlian, pengetahuan dan kemampuan akademi yang kompeten dengan proses islamisasi, ilmu, pengetahuan, cara hidup dan budaya.
Konsekuensi dari pemenuhan kebutuhan Visi, Misi dan Tujuan SDIT AN-NISAA adalah
program yang padat dan memiliki aneka contoh implementasi konsep yang dianggap
mengakomodir keperluan kurikulum budaya lokal, sehingga konsep yang berlaku umum
akan diarahkan pada suatu konsep yang terdiri “the most essential concepts” saja.
Berbagai kegiatan belajar yang memperkaya konsep esensial tersebut akan disiapkan
sedemikian rupa, sehingga menjadikan partisipasi aktif lingkungan sekolah, guru dan
murid dalam memperkaya perolehan tersebut.
Belajar sebagaimana diatas, akan lebih diarahkan bersifat “menemukan” dan lebih
menunjuk pada bagaimana belajar itu, sehingga dikelola sedemikian sehingga urutan :
1. Mengingat
2. Mengenal
3. Mendefinisikan
4. Membedakan
5. Menyimpulkan
6. Analisis
7. Sintesis
8. Menilai
9. Meramalkan
10. Merumuskan Masalah
11. Mengkaji Nilai
12. Hipotesis
13. Mengelola Data
14. Mengumpulkan
15. Memecahkan Masalah
16. Memutuskan
program yang padat dan memiliki aneka contoh implementasi konsep yang dianggap
mengakomodir keperluan kurikulum budaya lokal, sehingga konsep yang berlaku umum
akan diarahkan pada suatu konsep yang terdiri “the most essential concepts” saja.
Berbagai kegiatan belajar yang memperkaya konsep esensial tersebut akan disiapkan
sedemikian rupa, sehingga menjadikan partisipasi aktif lingkungan sekolah, guru dan
murid dalam memperkaya perolehan tersebut.
Belajar sebagaimana diatas, akan lebih diarahkan bersifat “menemukan” dan lebih
menunjuk pada bagaimana belajar itu, sehingga dikelola sedemikian sehingga urutan :
1. Mengingat
2. Mengenal
3. Mendefinisikan
4. Membedakan
5. Menyimpulkan
6. Analisis
7. Sintesis
8. Menilai
9. Meramalkan
10. Merumuskan Masalah
11. Mengkaji Nilai
12. Hipotesis
13. Mengelola Data
14. Mengumpulkan
15. Memecahkan Masalah
16. Memutuskan